03 Februari 2011

SEDIKIT MENEGENAL SOSIOLOGI KRITIS

OLEH RIFQI K. ANAM
1. PENDAHULUAN
Secara etimologis kritis dapat berarti pertama keadaan kritis, gawat atau genting; kedua, berarti tidak lekas percaya dan ketiga, bersifat selalu menemukan kesalahan atau kekeliruan dapat pula diartikan tajam dalam penganalisisan (Tim KUBI, 1989:466). Ber-kaitan dengan tulisan ini maka kritis lebih diarahkan pada pengertian yang kedua. Dalam bahasa Inggris kritis diambilkan dari critical sebagai contoh critical sociology, yang dimaksudkan adalah teori kritis. Teori kritis di definisikan teori yang berusaha memahami hakikat realitas yang ditentukan penindasan dan penghisapan. Teori kritis berusaha membuka kesadaran palsu masyarakat yang tujuannya menghilangkan kuasa mutlak penindasan atas manusia. Teori kritis berbeda dengan teori tradisonal yaitu teori kritis ingin membongkar dan merubah struktur penindasan dalam masyarakat (Hardiman, Francisco Budi. 1990. Hlm 10). Teori kritis selalu curiga dan mempertanyakan kondisi “status quo” di masyarakat yang kelihatannya produktif dan bagus dan tampak dipermukaan tersebut sesungguhnya terselubung struktur masyarakat yang menindas dan menipu kesadaran khalayak
Teori kritis dipandang ingin membongkar secara teoretik reflektif dan praksis atas realitas masyarakat sekarang ini. Teori Kritis disebut juga sosiologi kritis atau teori kritik masyarakat. Sebagai-mana akan utnya filsuf-filsuf hanya membicarakan saja, namun tidak mengubahnya.
2. KONTEKS SOSIO-HISTORIS
Secara sosio-historis kemunculan paradigma kritis didahului penindasannazi di jerman dimana Kepemimpinan Hitler terhadap partai Nasionalsosialis dengan ultra nasionalime sangat mengacu pada rasio dan revolusi kebebasan sehingga sangat bersikap keras dalam mempromosikan antisemitisme dan secara terang-terangan memusuhi sosialisme dan komunisme, sehingga pemerintah Jerman dapat diambil alih olehnya. Di samping itu Hitler menggunakan kekuasaanya untuk melakukan banyak tindakan-tindakan kekerasan yang mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan.
Muncullah kemudian pemikir-pemikir sosial yang menyadari dan ingin merubah kondisi sosial yang ada, pemikir-pemikir tersebut berasumsi kondisi status quo yang ada merupakan kesadaran palsu yang diciptakan nazi sehingga harus dirubah. Teori kritis diawali Gagasan Karl Marx dalam Theses on Feuerbach. Dalam tulisan tersebut Marx menyatakan bahwa para “filsuf memberi banyak interpretasi yang berbeda terhadap dunia, namun yang terpenting adalah bagaimana mengubah dunia”. Dalam hal ini Teori Kritis menggugat kembali rasionalitas dan positivisme karena bersifat ideologis. Positivisme logis menyatakan bahwa ilmu pengetahuan atau sains modern telah direduksi secara total menjadi sistem administrasi yang semata-mata bersifat rasional dan teknologi murni.
Teori kritis Bermula dari sebuah institut di Jerman, Institut fur Sozialforschung yang didirikan pada tahun 1923 oleh seorang kapitalis yang bernama Herman Weil, seorang pedagang grosir gandum, mau melakukan sesuatu untuk mengurangi penderitaan di dunia (termasuk dalam skala mikro: penderitaan sosial dari kerakusan kapitalisme). Institut tersebut merupakan awal mula tokoh-tokoh Teori kritis memulai pemikiran-pemikirannya. . Max Horkheimer menjadi direkturnya pada tahun 1931. Theodor Adorno, Erich Fromm, Leo Lowenthal, Herbert Marcuse, dan, yang lebih jauh, Karl Korsch dan Walter Benjamin berada di antara teoretisi terkemuka dan peneliti yang terkait dengan lembaga. Awalnya, lembaga keilmuan ini berusaha untuk memperbarui teori Marxis dengan mempelajari perkembangan sosial baru seperti memperluas peran negara dalam perencanaan sosial dan kontrol. Munculnya fasisme dan runtuhnya oposisi yang efektif oleh pihak pekerja, bagaimanapun, mendorong mereka untuk menyelidiki sumber baru dan bentuk-bentuk otoriterisme dalam budaya, ideologi, dan pengembangan kepribadian dan untuk mencari kekuatan oposisi baru. Dengan menekankan pentingnya dan semiautonomy budaya, kesadaran, dan aktivisme, mereka mengembangkan versi yang inovatif, humanistik, dan terbuka teori Marxis yang menghindari reduksionisme determinisme dan kelas banyak teori Marxis yang dicirikan era mereka.
Kritik imanen'',''metode deskripsi dan evaluasi yang berasal dari Karl Marx dan Georg WF Hegel, membentuk inti pendekatan interdisipliner Sekolah Frankfurt untuk penelitian sosial. Sebagai Marxis, anggota dari Sekolah Frankfurt berkomitmen untuk sebuah proyek revolusioner emansipasi manusia. Daripada kritik yang ada pengaturan sosial dalam dari satu set nilai-nilai etika yang dipaksakan dari luar'',''Namun, mereka berusaha untuk menilai lembaga-lembaga sosial dengan lembaga-lembaga internal sendiri '(yaitu,''''imanen) dan self-nilai disertai klaim ideologis. (Contoh dari aplikasi praktis dari pendekatan semacam itu adalah sipil selatan hak-hak pergerakan tahun 1960-an, yang menilai sistem kasta rasial di Selatan dalam terang nilai-nilai Amerika mengaku demokrasi, kesetaraan, dan keadilan.) Kritik imanen sehingga membuat anggota Sekolah Frankfurt dengan sudut pandang arbitrer untuk pengujian kritis institusi sosial, sementara itu peka mereka untuk kontradiksi antara penampilan sosial dan level yang lebih dalam realitas sosial.
Teori Kritis menjadi inspirasi dari gerakan sosial kemasyarakatan. Gerakan sosial ini dipelopori oleh pemikir sosial yang pada waktu itu. Teori Kritis ini ada juga untuk melawan Teori tradisional yang afirmatif (memberikan pengertian yang lebih memuaskan tentang realitas, dengan menjadi puas karena realitas itu, jadi realitas tersebut diafirmasi dan dibenarkan), dimana Teori tradisional pada intinya ingin menciptakan sebuah pencerahan dan kebebasan agar pengetahuan berada sedekat mungkin dengan realitas atau kebenaran. Teori Kritis melihat Teori tradisional tidak berhasil dalam tujuannya dalam mencerahkan serta membebaskan manusia. “Teori Tradisonal tersebut hanya bisa mengubah pengertian kita tentang realitas, tetapi tidak mampu mengubah realitas itu sendiri.” Inilah hal yang akhirnya dikritisi oleh toko-tokoh Teori Kritis. Lebih dalamm lagi dijelaskan bahwa teori tradisional dibatasi pada kotemplasi yang artinya hanya memandang dan tidak bisa menjadi praktis dan dicoba untuk mengubah apa yang dipandang itu. antara riset substantif dan teori. Teori Kritis ingin menggabungkan kedua cabang pengetahuan tersebut ke dalam satu bentuk refleksi yang mengambil model teori sejarah Hegel. Untuk bisa mencapai hal tersebut, maka sangat diperlukan teori sejarah yang mampu menjelaskan kekuasaan efektif dari akal budi yang bersandar kepada prosesnya sendiri. Asumsi dasar dari konsep teori sejarah semacam itu berasal dari gagasan Max Horkheimer dan Herbert Marcuse yang memiliki akar tradisi pemikiran Marxis.
Tetapi berbeda dengan Marx, untuk menghadapi hal tersebut Teori Kritis lebih berfokus kepada suprastruktur dibandingkan basis ekonomi dari masyarakat. Selain itu Teori Kritis juga menekankan pandangan terhadap nilai-nilai moral, politik dan agama. Di sini dipahami bahwa Teori Kritis memiliki klaim bahwa pengetahuan bersifat relatif terhadap kepentingan manusia dan oleh sebab itu diperkenalkan suatu rentang yang luas dari kritisisme budaya ke dalam teori sosial Marxis. Teori Kritis bermaksud menelanjangi pemahaman yang keliru dan melekat tentang persepsi akal budi ideal pada kondisi sosial politik masyarakat kapitalis. Dengan demikian Teori Kritis berupaya untuk mengidentifikasi kemungkinan perubahan sosial, sekaligus mempromosikan bentuk refleksi diri dan masyarakat yang bebas dari dominasi. Dengan demikian, Gagasan dasar Teori Kritis adalah untuk menjembatani jurang teori dan realitas soial, sehingga teori kritis bertujuan emansipatoris terhadap penindasan Rasionalitas Tekhnologis terhadap manusia.
Daftar pustaka

Hardiman, Francisco Budi. 1990. Kritik Ideologi. Pertautan Pengetahuan dan Kepentingan. Yogyakarta:
Kanisius
Hardiman, F. Budi. 1993. Menuju Masyarakat Komunikatif. Ilmu, Masyarakat, Politik &
postmodernisme Menurut Jurgen Habermas. Yogyakarta: Kanisius
Hardiman, Francisco Budi,. 2009. Menuju Mayarakat Komunikatif, ilmu, masyarakat, politik dan
postmodernismo menurut Jurgen Habermas. Yogyakarta. Kanisus.

Mc Carty, Thomas. 2006. Teori Kritis Jurgen Habermas. Yogyakarta. Kreasi Wacana.

Manurung, Hendra. Critical Theory. Dari http://www.scribd.com/doc/4542836/CRITICAL-THEORY

Tidak ada komentar:

Posting Komentar