10 Februari 2011

Pemikiran Filsafat Kritis Kant

Oleh: Rifqi Khairul Anam

Latar belakang Kant dari keluarga yang menganut paham pietisme kuat dimana kant diasuh dengan nilai-nilai ketekunan, kejujuran, kesalehan yang begitu taat.pola asuh ini yang membangun Kant sebagai filsuf yang menjunjung tinggi kewajiban. Kaum pietisme merupakan sekte Ini yang berorientasi metodis dengan orientasi etik yang mendalam dan tidak terlalu terkungkung dalam dogmatisme teologis.
Membicarakan Kant sesungguhnya tidak lepas dari pusaran arus pemikiran yang melingkupinya dimana terdapat Skeptisisme Empiris Hume dan Rasionalisme Descartes . persoalan yang mereka perdebatkan adalah epistemologi masing-masing dalam menentukan bagaimana ilmuwan dapat melepaskan diri dari batas-batas pikiran manusia. Kemudian segera dapat diketahui bagaimana isi pikiran kita demi mendapatkan pengetahuan dari luar kita. Kant berpendapat bahwa pada kedua metode dan isi argumen filosofis tersebut, masih terdapat kekurangan yang cukup serius.
Demi tujuan itu, kaum empiris menyempurnakan hal ini lewat pengertian dan alasan posteori. Alasan posteori bergantung pada pengalaman atau kejadian-kejadian yang menyatu dalam dunia agar bisa memberikan informasi. Pengalamanlah yang yang menjadi sumber pengetahuan, baik pengalaman lahir maupun pengalaman batin.
Sebaliknya, kaum rasionalis berusaha menggunakan alasan a priori dalam membangun dasar pengetahuan manusia. Sebagai lawan dari posteori alasan a priori justru tidak bergantung pada pengalaman untuk menginformasikan
Kaum empirisme berpendapat bahwa pengetahuan manusi mula mula ada dalam perasaan kita, John Locke slah satu pemikir empirisme berpendapat bahwa pikiran layaknya batu tulis kosong yang akan menjadi penuh ketika ide-idenya berdialektika dengan dunia luar, meneruskan, Sir david Hume menegaskan kita tidak dapat menyediakan penilaian a priori dan a posteori dalam sejumlah keyakinan kita, seperti, objek dan subjek identik tetap berlangsung sepanjang waktu”, atau “setiap kejadian harus memiliki sebab”. Menurutnya pengetahua adalah pengalaman yang diperoleh seseorang. Misal, ketika seseorang memegang es batu, tanganya mearasa dingin, jadi disi pengalaman yang menginternalisasi pengetahuan.
Melihat Kaum rasionalis melakukan pendekatan dari tentan pengetahuan manusia dari sisi lain. Mereka berharap bisa lepas dari batasan epistemologis pikiran dengan mengkontruksi pengetahuan dunia luar, kedirian (the self), jiwa, tuhan. Leibniz berpikiran bahwa dunia dapat dipahami dengan rasionalisasi, dengan a priori, lewat analisa ide melalui legika-logika.
Sekalipun pengetahuan manusi itu dikembanagkan lebih lanjut lewat pengalaman, tetapi pengalaman bukan sumber pengetahuan. Ia hanya tingkat perdana pengetahuan akali, yang dapat dinyakan dengan alasan, rasionalisme mengangkat banhwa sumber pengetahuan yang sejati adalah akal budi. Descarte mempercayai bahwa rasionalisme merupakan kebenaran sejati, dengan jargon “saya berpikir karena itu saya ada” yang menjadi tandingan skeptissisme yang meragukan kebenaran di dunia.
Dimana posisi Kant ? Kant menyimpulkan bahwa pengetahuan berasal dari pengalaman maupun akal pikiran. Akal pikiran mengatur kesan-kesan yang datang pada manusia dari dunia empiris dalam ketegori waktu, ruang, sebab, akibat, dan sebagainy. Dengan cara demikian, kenyataan distrukturkan oleh akal pikiran. Akal pikiran menghubungkan gejala-gejala sesuai dengan norma-norma yang ada dalam akal pikiran jadi dalam pandangan ini, manusia memberikan hukum-hukum kepada alam. Dunia yang dipahami manusia hanyalah yang diolah dalam pikirannya. Realitas obyektif diketahui hanya sejauh ia menyesuaikan struktur penting akal pikiran.fenomena dirasakan dan bentuk bentuk dasar dari sensibility. Ruang dan waktu membentuk kategori-kategori pemahaman. Kategori-kategori kausalitas dan substansi merupakan sumber-sumber dari segala struktur fenomena.
Kritisisme
Berbeda dengan empirisme yang mengunakan verivikasi, kant mengecek kebenaran pengetahuan dengan menggunakan asas-asas a priori dari diri subjek . kemudian asas ini diterapkan kepada objek-objek dari dunia luar. Cara berfikir filsafat ini dikenal dengan transendentalisme.dengan kata lain sebuah proyek pengetahuan dikatakan transendentalisme kalau memusatkan diri pada kondisi murni dari dalam diri subyek pengetahuan. Dalam kaitan ini bisa dikatakan Kant pendukung gagasan Sosial idealis tetapi jika dikaji lebih mendalam kant sesungguhnya berada diposisi tengah antara empirisme dan rasionalisme.
Kritisisme Kant merupakan lawan dari dogmatisme, jioka dogmatisme begitu sja menerima kemampuan rasio tanpa menguji batas batasnya maka kritisisme menguji lebih dahulu batas-batas rasio sebelum memulai penyelidikan. Dengan begitu dipahami kritisisme dipahami sebagai sebagai pengadilan tentang kesahihan pengatahuan. Dengan kata lain kant lebih condong gagasan filsafat yang menekankan pada proses dan cara, bukannya langsung menyetujui inti persoalan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar