06 Februari 2011

ANALISA NEGATIF DAN POSITIF DARI MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs)

OLEH : RIFQI K. ANAM

Millenium Development Goals (MDG’s)atau tujuan pembangunan millennium adalah upaya untuk memenuhi hak-hak dasar kebutuhanmanusia melalui komitmen bersama antara 189 negara anggota PBB untuk melaksanakan 8 (delapan) tujuan pembangunan, yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk semua, mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi penyebaran HIV/AIDS, malaria dan penyakitmenular lainnya, kelestarian lingkungan hidup, serta membangun kemitraan global dalam pembangunan. Sebagai salah satu anggota PBB, Indonesia memiliki dan ikutmelaksanakan komitmen tersebut dalam upaya untuk mensejahterakan masyarakat. Jawa Tengah sebagai bagian dari negara kesatuan RepublikIndonesia juga ikut serta mendukung komitmen pemerintah tersebut,dengan melaksanakan program dan kegiatan yang bertujuan untuk mencapai target MDG’s.
MDGs sendiri adalah komitmen internasional yang disepakati oleh 189 negara pada pergantian milenium lalu, demi pencapaian 8 tujuan pembangunan pada tahun 2015 yaitu menurunkan angka kemiskinan dan kelaparan, meningkatkan pendidikan dasar, mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, menurunkan angka kematian bayi, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV/AIDS, malaria, tuberkulosis dan penyakit lainnya, menjamin pelestarian lingkungan dan mengembangkan kerjasama global untuk pembangunan.
Segi positif MDGs antara lain :
1. Perluasan Kesempatan,ditujukan menciptakan kondisi dan lingkungan ekonomi, politik dan sosial yang memungkinkan masyarakat miskin dapat memperoleh kesempatan dalam pemenuhan hak-hak dasar dan peningkatan taraf hidup secara berkelanjutan. Dengan pencapian tujuan bersama harapannya masyarakat Indonesia terbebas dari jurang kemiskinan sehingga pada masa mendatang Indonesia bias berjalan selaras dengan Negara G-8
2. Pemberdayaan Masyarakat, dilakukan untuk mempercepat kelembagaan sosial, politik, ekonomi, dan budaya masyarakat dan memperluas partisipasi masyarakat miskin dalam pengambilan keputusan kebijakan publik yang menjamin kehormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak dasar. Pemberdayaan masyarakat memiliki fungsi yang sangat strategis dalam pembangunan nasional karena pelaksana pembangunan Negara adalah masyarakatnya itu sendiri, maka program pembangunana yang di laksanakan MDGs sangat berguna dalam era millennium ini.
3. Peningkatan Kapasitas, dilakukan untuk pengembangan kemampuan dasar dan kemampuan berusaha masyarakat miskin agar dapat memanfaatkan perkembangan lingkungan. Pengembangan kemampuan dasar dan motivasi berusaha yang terwadahi dalam misalnya PNPM memberikan angin baru memanfaatkan potensi yang ada dalam diri individu dan lingkungan, lingkungan disini terdapat dua artian yaitu lingkungan fisik dan lingkungan social, dalam kali ini saya ketengahkan adalah lingkungan social, ini mennjadi wahana berkreasi dalam pembangunan lingkungan masyarakat yang ada sehingga nantinya masyarakat miskin dapat hidup di atas kaki mereka sendiri.
4. Perlindungan Sosial, dilakukan untuk memberikan perlindungan dan rasa aman bagi kelompok rentan (perempuan kepala rumah tangga,fakir miskin, orang jompo, anak terlantar, kemampuan berbeda (penyandang cacat) dan masyarakat miskin baik laki-laki maupunperempuan yang disebabkan antara lain oleh bencana alam, dampak negatif krisis ekonomi, dan konflik sosial. Perlindungan social sangat penting karna Negara sebenarnya adalah penyantun bagi seluruh masyarakat didalamnya. Fakir miskin, orang jompo merupakan tanggung jawab Negara yang melindungi hak – haknya sehingga program bantuan dalam hal ini harus kita lihat sebagai sesuatu yang baik dan tidak hanya dipandang sebagai strategi politik.
5. Kemitraan Regional, dilakukan untuk pengembangan dan menataulang hubungan dan kerjasama lokal, regional, nasional daninternasional. Dalam era globalisasi sangat sukar kita menemukan Negara yang hidup sendiri. Apa pasal ? karena dalam era modern ini tidak ada satu pun Negara di dunia sanggup memenuhi kebutuhannya sendiri sehingga harus bekerja sama dengan Negara lain untuk sama-sama membangun kesejahteraan bagi penduduknya. Dengan kerja sama visi yang hendak kita capai akan lebih emnjadi sesuatu yang realistis untuk diwujudkan karena dengan bersatu kita menjadi kuat.

Sisi negatif MDGs adalah :
Program MDGs mungkin memang sangat bagus ettapi apakah sudah menjadi suatu bentuk bantuan yang tanpa pamrih ? negara-negara maju mungkin menelorkan gagasan MDGs tetapi bagai mana dengan utang negara-negara miskin ? tetap, mereka tetap terlilit utang karna program MDGs ini hanyalah serupa dengan menggemukkan domba yang nanatinya akan diambil dagingnya juga.
Misalnya, komitmen untuk meringankan beban negara miskin karena jeratan utang dengan skema penghapusan utang juga tak sepenuhnya terealisasi. Sepanjang 8 tahun komitmen global MDGs, belum terlihat inisiatif signifikan dari negara-negara maju melakukan upaya penghapusan utang tanpa syarat pada negara miskin. Laporan ini hanya menyajikan inisiatif-inisiatif penghapusan utang yang dipelopori oleh lembaga keuangan internasional melalui skema Paris Club, HIPC (Heavily Indebted Poor Countries), ataupun MDRI (Multilateral Debt Relief Initiative). Sepak terjang lembaga keuangan internasional (IMF dan World Bank), yang ternyata menjadi sumber masalah di negara-negara miskin, sama sekali tak dibahas.
Permasalahan seperti banyaknya utang yang ditelorkan lembaga keuangan internasional terhadap Negara miskin menjadi sesuatu yang sangat rumit sehingga bias dikatakan program MDGs ini sebenarnya hanyalah sebuh kedok dari mafia keuanggan internasional untuk membujuk Negara miskin agar menerima kehadiran mereka kembali dalam kancah proses bantuan keuangan yang nantinya akan menjerat leher Negara-negara miskin tersebut.
Jika kita menilik lebih kedalam dan melihat catatan kritisnya makin menegaskan bahwa negara-negara miskin tak bisa terlalu berharap banyak pada mekanisme global partnership dalam skema MDGs. Diperlukan inisiatif-inisiatif yang lebih progresif dari negara-negara miskin untuk keluar dari jerat bantuan dan utang yang mematikan

1 komentar:

  1. makasih artikelnya sodara. izin copas yaah buat bahan diskusi :D

    BalasHapus